Bulan juni merupakan bulan yang memiliki nilai tinggi karna du bulan juni ini hari ulang tahun Jakarta yang ke -483, hampir memasuki 5 abad usia yang dicapai oleh Kota Jakarta.
Liputan Di Gedung Kesenian Jakarta
Bulan juni merupakan bulan yang memiliki nilai tinggi karna du bulan juni ini hari ulang tahun Jakarta yang ke -483, hampir memasuki 5 abad usia yang dicapai oleh Kota Jakarta.
Pameran Lukisan Urban
Pameran lukisan ini digelar di Gedung Kesenian Jakarta, rabu (2/6) merupakan salah satu bentuk partisipasi para pelukis dalam mempringati hari ulang Tahun Jakarta.
Pada pameran ini terlihat sedikit campuran hasil karya tangan seorang pelukis dimana tidak hanya lukisan jadi saja yang ditampilkan namun, sketsa lukisan juga ditampilkan di sisi kanan ruangan tersebut.
Pameran Lukisan Urban oleh Komunitas Passer Baaroe ini, lebih tepatnya di Ruang Voyer Gedung Kesenian Jakarta.
Hari Mulyanto, merupakan salah satu pelukis dari pameran ini. Gambar yang di lukisnya ini menggambarkan seekor anjing serigala yang diberi nama “Watch Dog” pengalaman di dunia seni rupa tidak usah diragukan lagi karna sudah banyak sekali aktif dalam mengikuti pameran.
Susunan tata letak yang menarik membuat mata para pengunjung yang datang sangat antusias dengan hasil karya sang pelukis.
Harga yang di berikan juga cukup fantastis hingga mencapai puluhan juta rupiah, sungguh harga yang fantastis. Terdapat kurang lebih dua puluh lima pelukis yang ikut dalam pemeran ini dan hasil karyanya sangat menarik.
Menariknya sketsa Lukisan
Kelompok pelukis sketsa ini dibentuk pada bulan Agustus 2009, oleh Atit Dwi Indarty. Ide tersebut dibentuk karena terdapat sebuah jaringan kelompok sketchers (Usk). Sebelumya, belum ada wakil dari Indonesia yang dapat memberikan gambaran sketsa tentang Indonesia.
Sketsa yang dibuat secara tidak langsung seperti melihat atau mengamati objek yang ada ataupun juga dengan melihat isu-isu sosial. Sehingga hasilnya merupakan representasi visual dalam bentuk sketsa naratif.
Program (Is) ini sudah berjalan seperti “ sketching and Sharing” yaitu program dimana anggota (Is) berkumpul di suatu tempat indoor ataupun outdoor seperti di monas ataupun di dalam sebuah gedung bersejarah.
program lainnya adalah workshop, exhibition, dan beberapa proyek lainnya.
SEKERTARIAT
Kesenian Betawi
Kesenian Betawi
seperti yang terlihat pada foto pakaian adat betawi biasanya berwarna merah. bajunya seperti jas menutupi leher dan memakai tutup kepala. biasanya di pinggang dekat perut diselipkan belati atau semacam keris. Sedangkan untuk pakaian wanitanya, biasanya memakai tutup kepala yang dengan rumbai rumbai semacam tirai untuk menyamarkan wajah. itu disebut syangko (penutup muka). Setelah diteliti lebih jauh ternyata syangko dipengaruhi oleh kebudayaan arab. Model baju wanitanya seperti kebaya encim (cina).
Tari Ronggeng Betawi
Tari ronggeng mulanya merupakan tarian yang dibawakan seorang diri. Tari ronggeng merupakan tarian hiburan. Dan sudah ada sejak adanya tuan-tuan tanah pada zaman Belanda dulu. Tari ronggeng biasa dipentaskan pada pementasan wayang cokek, permainan topeng, ogel, dan lenggo. Cirri-ciri dari ronggeng Betawi biasanya adalah gerakan yang tidak tetap, tergantung pada gong dan music. Biasanya ada gerakan kepala yang khas dengan gong juga gerakan-gerakan yang lucu. Biasanya memakai selendang untuk pemilihan pasangan, dan jika sudah berpasangan dinamakan tayuban
Tanjidor / Gambang Kromong
Di dunia musik Betawi terjadi pembauran atau pencampuran antara unsure Cina dengan pribumi. Alat-alat pada gambang kromong yaitu kemor, gendang, kecrek, kempul dan gong adalah unsure pribumi, sedangkan sisanya adalah unsur alat musik Cina. Gambang Kromong sekarang ini dipakai sebagai musik untuk mengiringi tarian-tarian tradisonal atau tarian kreasi. Seperti tarian Sirih kuning dan lain-lain.
Saung angklung udjo ini merupakan wadah bagi penerus bangsa yang memiliki rasa nasionalis tinggi dimana lebih menekankan kepada musik tradisional dengan menggunakan bambu. unik memang, jika kita melihat bagaimana bisa sebuah bambu dapat mengeluarkan suara yang begitu merdu. Saat sekolah dasar dulu kita sering menggunakan angklung dalam pelajaran kesenian akan tetapi semakin berkembangnya zaman mungkin kita sudah jarang menggunakan atau melihat atraksinya kembali. Akan tetapi pemikiran kita yang seperti itu salah, karena ternyata musik bambu sangat diminati bagi penduduk luar negri maupun dalam negri sendiri. Musik bambu ini tidak kalah dengan ala-alat musik yang modern karna ternyata sekarang musik bambu dapt di kolaborasikan dengan jenis-jenis musik saat ini sehingga tidak kalah dan atau terlihat kampungan.
Seiring dengan hari kembangkita Nasional para generasi muda ikut berpartisipasi dalam mempringati hari tersebut acara yang diadakan di Dago Tea House, oleh mahasiswa Fikom Unpad kampus Bandung Jawa Barat (21/5). Musik jazz yang lebih dominan dibawakan dalam acara tersebutpun dikolaborasikan dengan musik bambu sehingga menghasilkan keistimewaan di dalamnya.terlihat sangat kompak dan unik ketika dua unsur yang berbeda disatukan yaitu tradisional dan modern.
Kemudian saya mewawancarai salah satu pemain dari SAU (Saung Mang Udjo)
Wildan Nazar merupakan salah satu pemain angklung dari saung maung udjo. Selama dua belas tahun belajar angklung di Sau, karena rasa cintanya terhadap budaya sunda ia menghabiskan waktu-waktu untuk mengikuti pertunjukan di saung ini. Keberhasilan musik bambu ini tidak hanya dikenal di dalam negri saja akan tetapi sudah mencapai luar negri tingkat keberhasilannya.
Berikut sesi tanya-jawab :
1. Bagaimana kesannya setelah tampil di west java jazz ini?
Kesannya tampil di west java jazz ini, saya menikmati acara ini karena sangat bagus sekali maksud dan tujuan dari acara ini dengan mengkolaborasikan musik jazz dengan musik sunda dan musik bambu akan tetapi penampilan dari band indi bandung pun juga ditampilkan sehingga membuat penonton tidak bosan untuk menyaksikannya.
2. Apa pendapat anda dengan perkembangan musik saat ini ?
Pendapat saya, perkembangan musik saat ini sangat bagus bisa dilihat dari band-band dari luar negripun sering tampil di negara kita dan memang jenis musik mereka berkarakter sehingga tidak sedikit rakyat kita yang sanggat menyukainya dan lupa dengan musik tradisonal.
3. Bagaimana pendapat anda dengan musik modern dengan musik tradisional?
Pendapanya saya harus banyak mengenal musik tradisional dan ada rasa ingin mencoba memainkanya sehingga dengan sendiriya ada kesadaran diri mencintai musik tradisional, jika musik modern memang sudah berkembang dengan baik akan tetapi kita tidak boleh menyerah dan tetap berprestasi saja.
4. Apakah saung mang udjo ini mendapatkan dukungan dari pemerintah?
Di dukung sekali akan tetapi, dalam hal pembiayaan tidak semuanya ada berbagai acara-acara yang kami yang membiayai atau bekerja sama dengan pihak yang membuat cara tersebut. Dengan dukungan saja kami sudah bangga dan akan terus mempertahankan musik bambu ini.
5. Apakah sebelumnya juga sudah mengikuti acara yang dibuat oleh mahsiswa?
Iya sudah, karena kami sangat antusias dan mendukung dengan acara yang separti ini karena apalagi yang membuatnya dalah anak-anak muda bangga sekali kami jika ditawari kembali pasti kami akan datang berpartisipasi.
6. Selain di dalam negri, apakah sudah pernah tampil di luar negri?
Sudah kami sudah mengibarkan sayap sampai ke luar negri,dan akami sanggat terkejut dengan reaksi mereka yang begitu antusias melihat penampilan kami dalam membawakan lagu-lagu. Banyak yang ingin mencoba dan belajar bagaimana menggunakan sebuah angklung.
7. Di indonesia musik bambu belum begitu banyak peminatnya, bagaimana tanggapan anda?
Optimis saja dan terus berusaha. Mungkin saya akan mengimbangi dengan apa yang lagi happening saat ini dengan musik bambu sehingga disesuaikan dengan keadaan sekarang tanpa mengurangi sisi tradisionalnya.
Itulah tadi sesi tanya –jawab dengan salah satu pemain dari Saung Angklung Udjo.
Profil Narasumber :
Nama : Nazar Wildan
Alamat : Jl. Padasuka 108
No.tlp : (022)-7271714
081802001722