Menjalani Dua Profesi Sekaligus


Weningtyas Wulantri


“menari sudah bagian dari jiwa saya”

Di tengah pesatnya perkembangan budaya asing, Masih banyak pemuda-pemudi Indonesia yang peduli pada budaya negeri sendiri.


1. Sudah berapa lama menekuni bidang seni tari? Mulai sejak umur berapa?

Pertama kali belajar tari Bali umur 9 tahun, berarti sudah 18 tahun sampai sekarang


2. Apa yang membuat kakak tertarik dan serius untuk menekuni dunia seni tari?

Seni tari sudah bagian dari jiwa saya. Dimanapun saya berada, saya usahakan bisa berpartisipasi dalam kegiatan menari (baik di panggung maupun backstage).

3. Dengar-dengar kakak sudah sering melang-lang buana ke mancanegara untuk menari? Bisa ceritakan?

(berkaitan dengan diatas) Dulu saya punya impian ingin sekali menari dihadapan orang asing yang awam tentang Bali dan Indonesia. Awalnya, pada tahun 2001 saya kehilangan kesempatan untuk tur menari di Eropa karena saat itu saya masih mahasiswa baru. Tur budaya itu diselenggarakan oleh sebuah unit kesenian di kampus saya. Sejak saat itu saya bertekad untuk mencari peluang sendiri menari di luar negeri. Saya selalu membawa 1 set kostum tari bali kemanapun saya pergi. Tahun 2006 ketika saya studi di Italia, saya berkesempatan menari di Kedubes Indonesia di Roma dan juga menari di acara budaya di kota Perugia. Tahun 2008 ketika saya studi di Belanda, saya bergabung dengan teman-teman sesama warga Indonesia menampilkan tarian Indonesia di acara Asian Night di kota Delft. Sebenarnya masih ingin sekali menari tapi apa daya studi sangat memeras energi dan pikiran. Rasanya sedih sekali tidak bisa sering menari, padahal saat itu masih ada tawaran lainnya.


4. Suka duka menjadi penari?

Suka-nya ketika latihan menari, apalagi kalau latihannya diiringi gamelan asli. Suasana latihan ini yang selalu bikin kangen kalau sedang tidak di Indonesia. Duka-nya ketika berhadapan dengan orang-orang yang tidak profesional dalam mempersiapkan pementasan atau dengan orang-orang yang tidak mengapresiasikan budaya lokal.


5. Event yang menurut kakak paling berkesan kapan dan dimana? Bisa ceritakan detilnya?

Event paling berkesan ketika murid didikan pertama pentas perdana (tari pendet, sekitar tahun 2002-2005, lupa pastinya kapan). Rasanya bahagia sekali melihat perkembangan mereka, dari anak yang malu-malu menjadi anak yang semangat menari dan berani tampil.


6. Achievement yang sudah didapat dari pengalaman menari?

Achievement terbesar buat saya pribadi sih kepuasan batin. Misalnya ketika saya mempelajari satu tarian baru atau suatu filosofi baru dalam menari. Hal ini melebihi penghargaan atau piala apapun. Enaknya juga bisa masuk ke komunitas tari/seni budaya dimanapun dan bertemu orang-orang yang menginspirasi saya.


7. Selain menjadi penari apakah kakak menekuni profesi lain?

selain penari saya bekerja sebagai konsultan marketing desain dan pebisnis tas.


8. Sekarang ini kakak lebih condong ke profesi penari atau menjadi wiraswasta?

Susah kalau ditanya lebih condong kemana, mindset saya sudah terbagi 2: ‘studi dan menari’ sewaktu masih muda, dan: sebagai ‘desainer dan menari’ saat ini. Untuk saat ini, weekend saya fokus menari dan weekdays saya fokus profesi yang lain.


9. Bisa ceritakan tentang profesi anda yang lainnya? Bagaimana awal mulanya dan lain-lain?

Bisnis tas saya berjalan sejak Maret 2007, bekerjasama dengan beberapa teman desainer. Bisa dilihat di www.cenikrenik.com. Saya juga bekerja sebagai konsultan marketing desain untuk sebuah lembaga pemerintah.


10. Sebagai penari bagaimana pendapat kakak mengenai pemerintah kita dalam mensupport kebudayaan negeri?

Saya rasa pemerintah banyak mensupport kegiatan berkesenian warganya. Walaupun saya melihat lembaga swasta/organisasi non profit lebih aktif mengembangkannya. Banyak organisasi/seniman individu yang berjuang keras mempertahankan kesenian/tradisi lokal yang menurut saya harus didukung oleh pemerintah, terutama dalam bentuk pengenalan budaya ke siswa/i dan promosi dalam negri (selain luar negri).

Biodata:

Nama: Weningtyas Wulantri

TTL: Bandung 5 Maret

Pendidikan:

- Institut Teknologi Bandung

Desain produk

- University for Foreigners Perugia

Italian Language and Culture


- Delft University of Technology

Strategic Product Design

3 comment:

Anonymous said...

semoga semakin banyak penari-penari indonesia yang begini. bikin bangga negeri

Anonymous said...

salut nih dengan kebudayaan bali yang matang, apalagi kalo tambah lg dgn di publikasi yg lbh luas untuk di luar negri,hidup Indonesia..

Anonymous said...

Wah keren banget! Menari memang menyenangkan, apalagi kalau bisa membawa kita ke luar negeri!

Post a Comment