PTB IX

Pentas Tari Bali ITB ke – IX

Mungkin seni tradisional bagi sebagian orang membosankan tetapi tidak bagi kami. Karena kami akan terus meng-update acara-acara yang mengandung unsur seni, sejarah dan juga tradisonal.

Bahasan kami kali ini adalah Pentas Tari Bali sanggar Ciung Winara yang diadakan setiap tahunnya di aula barat ITB. Setelah Malaysia mengklaim tari Pendet sebagai tarian mereka sepertinya masyarakat kita lebih sadar akan kesenian tradisonal. Terbukti dengan sesaknya aula barat ITB tanggal 24 April 2010.

Acara ini menampilkan banyak tarian-tarian Bali. Acara dimulai jam 19.00 tepat, dibuka dengan Gopala, tarian jenaka yang dibawakan oleh 3 pria. Disusul dengan tari Pendet, Manukrawa, Tenun dan Cilinaya. Tidak hanya tarian Pendet atau Panji Semirang yang sering kita dengar tetapi juga tari Kebyar Kerompong yaitu sang penari yang menari sambil bermain gamelan.

Disusul dengan Oleg Tamulilingan. Tarian yang menceritakan hubungan percintaan antara kumbang dengan bunga. Ada juga tari Sekar Jagat yaitu tarian penyambutan yang ditarikan 5 orang. Tarian ini memiliki makna yang sama dengan tari Pendet dan sama-sama membawa canangsari namun gerakan tarian ini berbeda jauh dengan Pendet.

Sesudah tari Sekar Jagat, disusul dengan tari Yudhapati yang menceritakan prajurit pada masa peperangan. Tariannya membawa kipas, dahulu kala ujung kipas tersebut sangat runcing. Ketika kipas tersebut ditutup maka ujung-ujung kipas tersebut dapat menjadi senjata yang cukup ampuh.

Berapa menit kemudian ada Tari Trunajaya yang biasanya dibawakan oleh seorang penari putri. Tari Trunajaya menggambarkan tentang seorang pemuda yang tumbuh dewasa, emosional dan tingkah lakunya senantiasa untuk menarik lawan jenis. Trunajaya berasal dari Buleleng (Bali Utara). Tari trunajaya merupakan tari putra tetapi biasa dibawakan oleh penari putri

Ada juga Legong Kuntul yang ditarikan oleh 2 penari. Dengan kipas dan mahkotanya yang khas Legong menceritakan tentang burung-burung Kuntul yang asyik bercengkrama. Legong memiliki banyak macam dan jenis. Legong dikembangkan di Bali pada abad 19. Dan Legong adalah tarian klasik yang memiliki pembendaharaan gerakan yang kompleks dan luwes.

Acara ini ditutup dengan Joged. Joged ini seperti sandiwara jenaka atau dolanan. Pada awalnya segerembolan putera memasuki panggung dan langsung duduk membentuk barisan melingkar. Serupa tari Kecak tetapi berbeda. Nyanyian mereka mengandung cerita dan makna. Dari lagu yang mereka latunkan mereka bercerita tentang kebobrokan bangsa, KKN, dan lain-lain.

Sebelum menonton, penonton diberikan brosur yang menjelaskan cerita singkat mengenai tarian yang dibawakan. Tetapi tarian yang dibawakan tergantung representasi dari penonton.

4 comment:

Ade Chandra said...

kayaknya oke,tapi sayang ngga bisa dateng

rizki meylisa malau said...

iyaaa sayang banget ngga sempet dateng ke acara ini..mudah2an acara selanjutnya bisa dateng deh :)

Andyta Larasaty (Ayasa) said...

ini yang kemaren pada nari ya? yaah nyesel ga dateng deh maaf yaaa :(

A F R said...

Ini penampilan perdananya Sarah yah? Wah sorry banget Sar melewatkan your exquisite graceful moves. I bet pasti banyak cowok-cowok ITB yang captivated by your stunning ethnic beauty. Hehe

Post a Comment